Memoir of nightmare
5 years, 3 months , 14 day ago
I was missing....
12 Januari 1988, Tepat pada hari senin, seorang Laki-laki bernama Amru Eager menghilang tanpa diketahui penyebabnya.
Keluarga korban mengatakan bahwa,korban telah menghilang 1 tahun silam. Masyarakat juga mengaku bahwa korban yang menghilang, dapat disebabkan oleh Ajin. Namun identitas Ajin belum diketahui sampai saat ini.
( Rumor mengatakan bahwa Ajin dijuluki organisasi outcast, yaitu yang terusir)
Sampai saat ini polisi masih menyelidiki bukti-bukti dan pranala informasi atas menghilangnya korban tersebut.
M
E
M
O
I
R
O
F
NIGHTMARE
Senin, 5 Juli 1997
"Mimpi buruk"
Dibawah sinar bulan, Aku terbangun dihutan pinus dalam kondisi kedinginan, akibat matahari yang sudah tenggelam. Aku melihat jam tangan pada saat itu, yang menunjukkan angka jam 12 malam. Terhentak, Aku langsung berdiri sambil melihat sekitar.
"Tunggu! Dimana aku? Ibu? Ayah? Siapa saja? Tolong, aku tersesat?" Sambil berlari.
"Kumohon! Adrian? Teman-teman? Aku dimana? Apakah ini mimpi?"
Sayangnya itu adalah kesadarannya.
"Nggak mungkin! Tolong...! Tolong....! Kumohon, siapa saja!" Sambil menangis ketakutan.
.....
.........
.............
"Kumohon...." Bersembunyi dibalik pohon.
......
............
................
Hening dan hawa dingin yang menjawabku.
Disertai Suara tapak kaki yang mengarah ke hadapanku.
Dan, tiba-tiba muncul suara sirene
...... ....... ........
"Aku harus lari. Aku harus lari." Bergumam dalam hati
"Jangan takut, Kuatkan tubuhmu, lari sekencang-kencangnya"
Bergumam lagi dengan kondisi menggigil.
Aku pun berlari.
"Hiya.........!!! Indonesia.... tanah airku.... tanah tumpah darahku..!" Berlari sambil bernyanyi.
Lagi.
"Yo......!!! Sasageyo.......! Susume.........! Tatakae.........! Berikan hatimu....! Abdikan jiwamu.........!
Teriaknya untuk menguatkan tekad.
Dan lagi.
"Ha.....!!! A'uuudzubillaaahi minasysyaitaaanirrajiim!" ketakutan sambil berucap.
Aku terus berlari. Tak peduli akan arah dan hambatan. Meloncati sungai, menghindari pepohonan sampai tergelincir di tanah yang lembab.
Kemudian...
Berdiri sesuatu, dibawah sinar bulan.
Tampak seorang anak kecil dengan pita dirambutnya dan memegang payung, yang berjarak 50 meter di depanku, yang sedang mengambil langkah kebelakang, menuju kegelapan. Ia pun mulai hilang.
Hembusan angin berhenti.
Dan terdengar...
Seseorang mengucapkan....
"Temani aku...." Ucap dari seseorang?
Suara itu membuat kepalaku pusing, ditambah hawa dingin yg terhirup olehku. Darahku seakan membeku. Yang kemudian, aku terjatuh dan tak sadarkan diri.
"Hari ini Amru ga masuk lagi zar." ucap Hasnan.
" Kenapa dia nggak datang?" tanya zara
"Mungkin sakit". Jawab Dzaky.
"Nggak, dia nggak sakit. Tapi sedang pergi." Bantah Quinsa.
( Quinsa adalah saudara kandung Amru Eager)
Informasi:
Teman-teman dari Amru Eager tidak diberi tahu atas hilangnya dia.
Malam hanya menyisakan gelap, tak ada seorang pun yang menolong bahkan untuk sekadar dimintai tolong. Aku terbaring di tanah dengan tubuh remuk redam. menanggung sakit nya mimpi ini.
Selasa, 6 Juli 1997
"Mencoba Bangkit"
Pagi itu, Suara sirene terdengar lagi. Aku terbangun dari tidurku.
Rambut yang terurai di kepala, aku rapikan. Remang-remang aku lihat. Berpindah dari hutan, ke sabana(padang rumput) yang membentang luas. Semuanya bak mimpi. Seketika lenyap tak bersisa. Seolah tidak ada sesuatu yang terjadi, hanya aku yang baru bangun dari tidurku. Tapi suara itu masih terngiang jelas dipikiranku.
Setelah kejadian itu, hidupku benar-benar tidak tenang. Aku selalu merasa diawasi, dibuntuti bahkan diikuti oleh sesuatu. Baik langsung maupun tidak langsung. Ketakutan itu selalu saja menghantui. Harapan mulai memudar.
Aku pun mencoba bangkit setelah menguatkan sekujur tubuhku dan seluruh hidupku.
"Sabana? Apa yang terjadi? Kenapa aku terbangun disini? Rasanya kemarin aku berada dihutan?" Berbisik didalam hati.
"Aku harus pulang! O.......i O.......i Tolong aku.... Siapapun tidak masalah...!"
Meneriaki langit
Aku pun mulai berlari, setelah kewajibanku terpenuhi.
"Siapapun tolong....! Kumohon............!
Apakah ada orang disini..!
Berlari terus.
Lelah dan sakit pun tiba.
Jantung berdegup tak beraturan.
Tidak sanggup berlari lagi, kutetap berjalan. Sendirian, sambil melihat langit yang begitu luas. Dan ditemani suara jangkrik juga kicauan burung.
Angin yang berhembus membuat hatiku sedikit lebih tenang. Berharap aku bisa pulang ke kampung halaman. Hiraeth ini meneriaki jiwaku.
Tetes air mata mulai berjatuhan. Rindu akan keluarga dan teman-teman.
Dan tiba-tiba____
"........!!" terkejut dan berhenti
Aku pun menemukan jalan setapak yang terlihat jelas. Yang artinya, pasti ada jalan keluar disekitar sini. Aku pun mulai percaya diri dengan harapanku.
Lapar dan haus mulai mengisi perutku.
Lelah tak kunjung reda, hujan tak kunjung datang, sakit meronta sekujur tubuh.
Tak terfikir olehku kejadian yang mustahil seperti ini bisa terjadi. Aku mulai berfikir jika aku akan mati disini.
Aku berharap ini semua cuma mimpi.
Aku berharap ada seseorang yang menemani dalam perjalananku ini.
Aku tidak akan takut jika ada temanku disini, bersamaku, disabana yang luas membentang dan tak tau ujungnya ini.
1 jam berlalu...
2 jam terlewati...
Setelah beribu langkah lamanya, jalan setapak itu mulai menghilang. Seketika aku melihat dari kejauhan, sebuah rumah ditengah-tengah sabana.
Aku sangat bahagia. Aku mulai menguatkan tumitku untuk berlari kesana.
Dan yang benar saja, terdapat pasir dan jejak kaki didekat rumah itu.
Dan akhirnya aku sampai ke depan halaman rumah tersebut. Yang kulihat hanyalah rumah tua yang seakan tak berpenghuni.
Dengan pintu yang terbuka, aku pun masuk kedalam rumah itu. Sambil mengucap salam.
"Halo...... Permisi, ada orang di dalam?" melangkah demi langkah
"Assalamu.
!!!
Tiba-tiba seorang wanita memelukku.
'Alaikum."
Bersambung.....
Informasi sampai saat ini :
Amru Eager, sang pelajar berumur 16 tahun terjebak dalam hal paling kelam dalam hidupnya.
Informasi rahasia :
Amru Eager diculik oleh salah satu anggota polisi politik pemerintahan.


Komentar
Posting Komentar